KAJIAN SABTU PAGI
Sabtu Kliwon, 18 Februari 2023/ 27 Rajab 1444 H
===================
PENGOBATAN ISLAMI: RUQYAH, BEKAM, DAN FASHDU, HERBAL ISLAMI
(Oleh: WARDI,S.PD.M.A.
NBM : 1205 6088 620153
PCM Semin Majelis Pustaka)
Kajian ini disediakan pula dalam versi e-book. Silahkan di lihat : http://bit.ly/KajianmuSabtu
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
Sahabat Kajian Jum’at Pagi yang dirahmati Allah Subhanallah Wa Ta'ala.
وَنُنزلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلا خَسَارًا (82)
Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi pena¬war dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.(Qs.Al-Isra’: 82)
Kandungan Ayat:
Ibnu Katsir menjelaskan kandungan ayat ini dalam Kitab Tafsirnya bahwa sesungguhnya:
1. Al-Qur'an itu adalah penawar bagi orang-orang mukmin, yakni dapat mengobati berbagai penyakit hati, antara lain keraguan, kemunafikan, kemusyrikan, dan menyimpang dari perkara yang hak serta cenderung kepada hal yang batil.
2. Al-Qur'an pun merupakan rahmat karena dengan Al-Qur'an dapat mempertebal keimanan, hikmah dapat diperoleh, dan kebaikan dapat dijumpai padanya serta akan menam¬bah kecintaan kepadanya.
3. Adapun orang zalim, yaitu orang yang menganiaya dirinya sendiri dengan kekafirannya, tiadalah mendengarkan Al-Qur'an menambahkan kepadanya melainkan hanya kejauhan dan kekufuran serta bencana akibat kekafirannya, bukan karena Al-Qur'annya. Di hati mereka ada penyakit, dan tanpa mereka sadari, Allah menambah sakit hatinya. (identik Qs.Albaqarah” 10)
As-Sa’di dalam kitabnya, Taisir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-Manan, menjelaskan, Alquran ialah penyembuh bagi semua penyakit hati. Baik berupa syahwat yang menghalangi manusia untuk taat kepada syariat atau syubhat yang mengotori iman. Karena, dalam Alquran terdapat nasihat, motivasi, peringatan, janji, dan ancaman yang akan memicu seseorang pada sikap harap (raja’) dan takut (khauf). disaat hati seseorang sehat, tidak banyak berisi syahwat dan syubhat, anggota badan pun akan mengikutinya. Karena, anggota badan akan jadi baik jika hatinya baik. Ia juga menjadi rusak, jika hatinya rusak.
Ibnul Qayyim dalam kitabnya, Zad al-Ma’ad, menjelaskan, Alquran ialah penyembuh yang sempurna dari seluruh penyakit hati dan jasmani, demikian pula penyakit dunia dan akhirat. Tidak setiap orang diberi keahlian dan taufik untuk menjadikannya sebagai obat. Jika seorang yang sakit konsisten berobat dengannya dan meletakkan pada sakitnya dengan penuh kejujuran dan keimanan, penerimaan yang sempurna, keyakinan yang kukuh, dan menyempurnakan syaratnya, niscaya penyakit apa pun tidak akan mampu menghadapinya.
Thibun Nabawi
THIBBUN NABAWI adalah (metode) pengobatan Rasulullah yang beliau ucapkan dan tetapkan (akui) serta beliau amalkan, Tubun Nabawi merupakan pengobatan yang pasti bukan sangkaan, bisa mengobati penyakit jasad, ruh dan indera.
الطب النبوي هو كل ما ذكر في القرآن والأحاديث النبوية الصحيحة فيما يتعلق بالطب سواء كان وقاية أم علاجا
THIBBUN NABAWI adalah segala sesuatu yang disebutkan oleh Al-Quran dan
As-Sunnah yang Shahih yang berkaitan dengan kedokteran baik berupa pencegahan (penyakit) atau pengobatan.
Sabda Rasulullah seraya menyatir sebuah hadits, “Lambung manusia itu tempatnya segala penyakit, sedangkan pencegahan itu pokok dari segala pengobatan”. (HR. Ad-Dailami).
hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud bahwa, “Kami adalah kaum yang tidak (akan) makan kecuali lapar, dan apabila makan tidak akan (sampai) kekenyangan”.
Jika sakit, Berobatlah
Orang sakit itu wajib berobat, itu sudah jelas. Rasulullah bersabda:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ أَبِي حُسَيْنٍ قَالَ حَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ أَبِي رَبَاحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az Zubairi telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Sa'id bin Abu Husain dia berkata; telah menceritakan kepadaku 'Atha`bin Abu Rabah dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Allah tidak akan menurunkan penyakit melainkan menurunkan obatnya juga." (HR Bukhari).
Diriwayatkan dari musnad Imam Ahmad dari shahabat Usamah bin Suraik, bahwasanya Nabi bersabda:
كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَجَاءَتِ اْلأَعْرَابُ، فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَنَتَدَاوَى؟ فَقَالَ: نَعَمْ يَا عِبَادَ اللهِ، تَدَاوَوْا، فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلاَّ وَضَعَ لَهُ شِفَاءً غَيْرَ دَاءٍ وَاحِدٍ. قَالُوا: مَا هُوَ؟ قَالَ: الْهَرَمُ
“Aku pernah berada di samping Rasulullah, Lalu datanglah serombongan Arab Badui. Mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat?' Beliau menjawab, 'Iya, wahai para hamba Allah, berobatlah. Sebab, Allah tidaklah meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit.' Mereka bertanya, 'Penyakit apa itu?' Beliau menjawab, 'Penyakit tua.'" (HR Ahmad).
Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam kitabnya yang berjudul Ath-Thibb an-Nabawi, "Semua hadits di atas mengandung perintah untuk berobat. Berobat tidaklah bertentangan dengan tawakal. Bahkan, hakikat tauhid itu hanya sempurna dengan melakukan sebab musabab yang memang telah Allah jadikan sebagai hukum sebab akibat, baik dalam ajaran syariat-Nya maupun menurut takdir-Nya," Ungkapan Nabi "setiap penyakit pasti ada obatnya" memberikan dorongan kepada orang yang sakit mau berobat dan juga mendorong dokter utuk melakukan kerja pengobatan sampai pasien itu sembuh.
Sesungguhnya sakit itu terbagi menjadi:
a. Sakit fisik, yaitu sakit berkaitan dengan jasmani pasien secara lahiriah. Sakit fisik ini biasanya bersumber dari perut, terutama perut kenyang karena makanan. Sakit fisik juga mendorong munculnya sakit pskikis seperti: kafir, kufur nikmat, sangka jelek pada Allah, malas ibadah, malas berobat, sangka jelek pada dokter/tabi, syirik/ menyekutukan Allah. Oleh karena itu pasien perlu diberi bimbingan rohani agar tetap beribadah semata kepada Allah.
b. Bersumber dari hati, yaitu sakit yang berasal dari perasaan hati. Sumber penyakit dari hati yang paling parah adalah rasa menolak/ menentang (kafir) dan sikap zalim (menganiaya diri sendiri) untuk tidak berimani.
Penyakit fisik manusia yang bersumber dari perasaan hati tersebut juga banyak jenisnya. Penyakit ini juga bisa menimbulkan sakit fisik seperti darah tinggi, lever, ginjal, dll. Untuk itu, orang yang nampak sehat perlu adanya merawat diri agar hati kita tetap sehat taqwa, sehat iman, sehat ibadah, dan sehat bermuamalat.
Rasulullah bersabda:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَبِي الْمُتَوَكِّلِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ أَخِي اسْتَطْلَقَ بَطْنُهُ فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا فَسَقَاهُ فَقَالَ إِنِّي سَقَيْتُهُ فَلَمْ يَزِدْهُ إِلَّا اسْتِطْلَاقًا فَقَالَ صَدَقَ اللَّهُ وَكَذَبَ بَطْنُ أَخِيكَ تَابَعَهُ النَّضْرُ عَنْ شُعْبَةَ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Qatadah dari Abu Al Mutawakkil dari Abu Sa'id dia berkata; seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata; "Sesungguhnya saudaraku menderita diare." Beliau bersabda: "Minumilah madu." Lalu laki-laki itu meminuminya madu, kemudian dia berkata lagi; "Sesungguhnya aku telah meminuminya madu, ternyata sakitnya tambah parah." Maka beliau bersabda: "Maha benar Allah, dan perut saudaramulah yang berdusta." Hadits ini juga diperkuat oleh riwayat Nadlr dari Syu'bah. (HSR Bukhari, nomor hadits: 5277)
Beberapa cara pengobatan yang disarankan oleh Rasulullah pun mengarah pada sebab dan jenis sakitnya diatas. antara lain:
a. Doa dan beribadah untuk menjaga stamina agar tetap sehat
b. Bersih fisik (thaharah) dan bersih-bersih hati (tazaka linafsih)
c. Minum madu
d. Minum hipatisaudahh
e. Ruqyat Syari’at
f. Bekam
g. Fasydu
h. Herbal islami
Rasulullah bersabda;
عَنْ نُبَيْهِ بْنِ وَهْبٍ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ أَبَانَ بْنِ عُثْمَانَ حَتَّى إِذَا كُنَّا بِمَلَلٍ اشْتَكَى عُمَرُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ عَيْنَيْهِ فَلَمَّا كُنَّا بِالرَّوْحَاءِ اشْتَدَّ وَجَعُهُ فَأَرْسَلَ إِلَى أَبَانَ بْنِ عُثْمَانَ يَسْأَلُهُ فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ أَنْ اضْمِدْهُمَا بِالصَّبِرِ فَإِنَّ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ حَدَّثَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الرَّجُلِ إِذَا اشْتَكَى عَيْنَيْهِ وَهُوَ مُحْرِمٌ ضَمَّدَهُمَا بِالصَّبِرِ
690- Dari Nubaih bin Wahab, dia berkata, "Kami pernah pergi haji bersama Aban bin Utsman. Ketika kami sampai di Malal, Umar bin Ubaidillah matanya sakit dan di Rauha sakitnya bertambah parah, maka dia mengutus seseorang ke Aban bin Utsman untuk menanyakannya. Aban mengirim pesan agar mata Umar tersebut diobati dengan daun shabir, karena Utsman RA pernah memberitahukan dari Rasulullah mengenai seseorang yang menderita sakit mata ketika sedang berihram agar diobati dengan daun shabir. {Muslim 4/22}
Pengobatan dengan Ruqyah Syari’at
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا قَالَتْ كَانَ إِذَا اشْتَكَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَقَاهُ جِبْرِيلُ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ يُبْرِيكَ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيكَ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ وَشَرِّ كُلِّ ذِي عَيْنٍ
1449- Dari Aisyah RA, dia berkata, "Ketika Rasulullah SAW sakit, Jibril AS membacakan ruqyah kepada beliau yang bunyi, 'Dengan nama Allah, yang menciptakanmu. Dia-lah yang menyembuhkanmu dari segala macam penyakit dan dari kejahatan pendengki ketika ia mendengki serta segala macam kejahatan pandangan mata makhluk yang bermata. {Muslim 7/13}
عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ صُهَيْبٍ عَنْ أَبِي نَضْرَةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّ جِبْرِيلَ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ اشْتَكَيْتَ فَقَالَ نَعَمْ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ
1450- Dari Abdul Aziz bin Shuhaib, dari Nadhrah, dari Said RA bahwasanya Jibril AS pernah mendatangi Nabi Muhammad SAW seraya berkata, "Hai Muhammad, apakah kamu sakit?" Rasulullah SAW menjawab, 'Ya. Aku sakit." Lalu Jibril meruqyah beliau dengan mengucapkan, "Dengan nama Allah aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu dan dari kejahatan segala makhluk atau kejahatan mata yang dengki. Allah lah yang menyembuhkanmu. Dengan nama Allah aku meruqyahmu." {Muslim 7/13}
Kata ruqyah diambil dari akar kata roqoo-(fi’il mahdi)- yang terdiri dari tiga huruf (Ra, qof dan alif). Makna dasar dari kalimat ruqyah mengandung: naik, gundukan tanah, atau perlindungan. Dalam bahasa Indonesia, ada kata yang hampir sama denga ruqyat, yaitu kata rukyat, ini artinya melihat bulan.
Ruqyah syar’iyyah
merupakan sebuah teknik terapi penyembuhan dengan cara membacakan ayat-ayat Al-Quran dan do’a-do’a yang mu’tabaroh kepada pasien/ orang yang diruqyah, dengan sesuai kepada ketentuan-ketentuan Al-Quran dan As-Sunnah seperti dicontohkan pada masa Rasulullah Saw. Ada tiga fungsi Ruqyah jenis ini yaitu penyembuhan medis, gangguan kejiwaan dan gangguan jin. Ruqyah juga menjadi salah satu media untuk membentengi diri dari gangguan sihir. Ayat Al-Quran surat Al-Isra’ ayat 82 menjelaskan bahwa Al-Quran diturunkan sebagai obat hati bagi manusia.
Lawannya adalah ruqyat syirikiyah. . Muhammad Natsir, pembicara kajian pada acara Ruqyah Syar’iah yang digelar Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI), Minggu (17/9/2006) pagi di Masjid Manarul Ilmi ITS mengungkapkan, kita dapat mengetahui ciri-ciri Ruqyah syirik dari beberapa hal.
Misalnya memang sama-sama ada bacaan ayat kursi dan lainnya, tapi ada mantra-mantra, minyak wangi, kembang ataupun dupa. dan perlu diingat bahwa syirik merupakan dosa besar/
Rasulullah Membaca Surat Mu'awwidzat Untuk Orang Sakit Lalu Dihembuskan
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا مَرِضَ أَحَدٌ مِنْ أَهْلِهِ نَفَثَ عَلَيْهِ بِالْمُعَوِّذَاتِ فَلَمَّا مَرِضَ مَرَضَهُ الَّذِي مَاتَ فِيهِ جَعَلْتُ أَنْفُثُ عَلَيْهِ وَأَمْسَحُهُ بِيَدِ نَفْسِهِ لِأَنَّهَا كَانَتْ أَعْظَمَ بَرَكَةً مِنْ يَدِي وَفِي رِوَايَةِ يَحْيَى بْنِ أَيُّوبَ بِمُعَوِّذَاتٍ
1452- Dari Aisyah RA, dia berkata, "Apabila salah seorang keluarga Rasulullah SAW sakit, maka beliau menghembuskan kepadanya dengan bacaan surah Al Mu'awwidzaat.(yaitu Qs Annas dan Alfalaq) Ketika Rasulullah SAW sakit menjelang wafat, maka saya pun menghembuskan bacaan tersebut kepada beliau dan saya usapkan dengan menggunakan tangan beliau yang lebih besar berkahnya daripada tangan saya." {Muslim 7/16}
Pengobatan Bekam
Bekam (Arab: الحجامة; al-hijamah) adalah metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah statis (kental) yang mengandung toksin dari dalam tubuh manusia. Berbekam dengan cara melakukan pemvakuman di kulit dan pengeluaran darah darinya. Pengertian ini mencakup dua mekanisme pokok dari bekam, yaitu proses pemvakuman kulit kemudian dilanjutkan dengan pengeluaran darah dari kulit yang telah divakum sebelumnya.
No. Hadist: 1960
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ حَجَمَ أَبُو طَيْبَةَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَ لَهُ بِصَاعٍ مِنْ تَمْرٍ وَأَمَرَ أَهْلَهُ أَنْ يُخَفِّفُوا مِنْ خَرَاجِهِ
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Humaid dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata; Abu Thoybah membekam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu Beliau membayar dia dengan satu sha' kurma dan memerintahkan keluarganya untuk meringankan pajaknya".(HSR Bukhari)
عَنْ ابْنِ بُحَيْنَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ احْتَجَمَ بِطَرِيقِ مَكَّةَ وَهُوَ مُحْرِمٌ وَسَطَ رَأْسِهِ
689- Dari Ibnu Buhainah RA, bahwasanya Nabi SAW pernah berbekam dibagian tengah kepalanya di jalan menuju Makkah ketika beliau sedang berihram. {Muslim 4/22}
Rasulullah juga bersabda,
إِنَّ أَمْثَلَ مَا تَدَاوَيْتُمْ بِهِ الْحِجَامَةُ وَالْفَصْدُ
“Sesungguhnya metode pengobatan yang paling ideal bagi kalian adalah hijaamah (bekam) dan al-fashdu (venesection).” (HR. Bukhari dan Muslim)
*Pengobatan Fashdu*
Fashdu atau Al-fashdu adalah teknik mengeluarkan darah dari pembuluh darah vena.. Secara medis sering kita dengar dengan istilah venesection atau phlebotomy.
Dalam Shahih Bukhari, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Khaira maa tadaa waitum bihil hijaamatu wal fashdu” – ‘Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah hijamah dan fashdu’” (HR. Bukhori).
Al Fashdu sangat efektif untuk mengurangi kadar kolesterol, asam urat, gula darah, darah tinggi, dan materi lain yang berbahaya bercampur bersama darah yang ada di dalam pembuluh darah.
*Herbal Islami*
Obat herbal adalah obat yang berasal dari seluruh atau sebagian dari tumbuh-tumbuhan. Beberapa obat bahan alam yang terdapat pada thibbun nabawi yaitu, habbatussauda’, madu, buah tin, buah zaitun, kurma, tepung talbinah, biji hulbah, jahe dan siwak.
Al Qur’an emmyebutakn dalam Qs. An Nahl: 68-69, dan Qs.Muhammad: 15 .
ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (69)
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan (Qs.An-Nahl:6)
Ayat ini menyebutkan Asy-syifa-u lin nas, tentulah madu dapat dijadikan sebagai obat untuk segala macam penyakit. Akan tetapi, disebutkan syifa-un lin rias, yakni obat penyembuh bagi manusia dari penyakit-penyakit yang disebabkan kedinginan; karena sesungguhnya madu itu panas, dan sesuatu itu diobati dengan lawannya (Tafsir Ibnu Katsier)
Kisah Pengobatan Zaman Nabi
Sebuah hadits dari Shahabat Abu Said Al Khudry
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ نَ سًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانُوا فى سَفَرٍ فَمَرُّوا بِحَىٍّ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ فَاسْتَضَافُوهُمْ فَلَمْ يُضِيفُوهُمْ. فَقَالُوا لَهُمْ هَلْ فِيكُمْ رَاقٍ فَإِنَّ سَيِّدَ الْحَىِّ لَدِيغٌ أَوْ مُصَابٌ. فَقَالَ رَجُلٌ مِنْهُمْ نَعَمْ فَأَتَاهُ فَرَقَاهُ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ فَبَرَأَ الرَّجُلُ فَأُعْطِىَ قَطِيعًا مِنْ غَنَمٍ فَأَبَى أَنْ يَقْبَلَهَا. وَقَالَ حَتَّى أَذْكُرَ ذَلِكَ لِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم-. فَأَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ. فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَاللَّهِ مَا رَقَيْتُ إِلاَّ
بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ. فَتَبَسَّمَ وَقَالَ « وَمَا أَدْرَاكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ ». ثُمَّ قَالَ خُذُوا مِنْهُمْ وَاضْرِبُوا لِى بِسَهْمٍ مَع
“Bahwa ada sekelompok sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu berada dalam perjalanan safar, lalu melewati suatu kampung Arab. Kala itu, mereka meminta untuk dijamu, namun penduduk kampung tersebut enggan untuk menjamu. Penduduk kampung tersebut lantasberkata kepada para sahabat yang mampir, “Apakah di antara kalian ada yang bisa meruqyah karena pembesar kampung tersebut tersengat binatang atau terserang demam.
Di antara para sahabat lantas berkata, “Iya ada.” Lalu iapun mendatangi pembesar kampung tersebut dan ia meruqyahnya dengan membaca surat Al-Fatihah. Maka pembesar kampung itupun sembuh. Lalu yang membacakan ruqyah tadi diberikan seekor kambing, namun ia enggan menerimanya, -dan disebutkan- ia mau menerima sampai kisah tadi diceritakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan menceritakan kisahnya tadi kepada beliau.
Ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidaklah meruqyah kecuali dengan membaca surat Al-Fatihah.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lantas tersenyum dan berkata, “Bagaimana engkau bias tahu Al-Fatihah adalah ruqyah?” Beliaupun bersabda, “Ambil kambing tersebut dari mereka dan potongkan untukku sebagiannya bersama kalian” (HR. Bukhari dan Muslim).
*Kisah Rasulullah dan Tabib Yahudi Buka Pengobatan*
Pada suatu hari, Rasulullah kedatangan tamu seorang tabib Yahudi dari Palestina. Ia minta izin untuk buka praktik di kota Madinah. Rasulullah pun mengizinkan.
Tabib Yahudi pun mulai buka praktik. Tapi, satu bulan kemudian ia kembali menemui Rasulullah, kali ini untuk permisi pulang ke negerinya. Rasulullah pun tak dapat menyembunyikan keheranannya.“Kenapa Anda begitu cepat meninggalkan kota ini, apa ada yang kurang menyenangkan di sini?,’’ tanya Rasulullah .
“Tidak, Tuan. Semuanya baik-baik saja. Bahkan penduduk kota ini sungguh sangat menyenangkan,” kilah sang tabib.“
Lalu, apa yang menjadi masalahnya?,” desak Rasulullah .
Sang tabib berterus terang, bahwa ia ingin cepat pulang ke negerinya karena selama satu bulan buka praktik di Madinah tak satupun warga kota yang datang untuk berobat padanya. Padahal, di negerinya ia termasuk tabib pakar yang terkenal dan banyak pasiennya.
Kemudian ia melanjutkan ceritanya. “Karena penasaran, saya pun berkeliling kota masuk kampung keluar kampung untuk mencari pasien yang sakit. Tapi, tak satupun saya jumpai orang sakit untuk saya obati.
Saya merasa heran, seluruh warga kota dalam keadaan sehat wal’afiat. Belum pernah saya dapatkan kota dengan seluruh penduduknya yang sehat seperti di kota Madinah ini,” ujarnya panjang lebar.
“Lalu, saya bertanya kepada penduduk yang saya jumpai, apa rahasianya sehingga mereka hidup nyaris sehat sempurna?” lanjut sang tabib.
“Lantas, apa jawaban mereka?,” Tanya Rasulullah.
Mereka menjawab: “Kami adalah kaum yang tidak (akan) makan sebelum datang lapar. Dan apabila kami makan, tidak (sampai) kekenyangan. Begitulah jawab mereka, Tuan,” jelas sang tabib Yahudi itu kepada Rasulullah .
Mendengar cerita tabib tersebut, Rasulullah bersabda, “Sungguh benar apa yang mereka katakan kepada tuan,” Sabda Rasulullah seraya menyatir sebuah hadits, “Lambung manusia itu tempatnya segala penyakit, sedangkan pencegahan itu pokok dari segala pengobatan”. (HR. Ad-Dailami).
Wallahu a'lam
نَصْرٌ مِّن اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Posting Komentar