_RUKUN IMAN DAN ISLAM


┏✨✨=━━━=━━━=━━━=━━━=━━┓                                     

   *KAJIAN TOKOH MUHAMMADIYAH*

┗━━━=━━━=━━━=━━━=━━━✨✨┛ 

 

*_RUKUN IMAN DAN ISLAM_*

Oleh : KH. Agus Salim


Bismillahirrahmanirrahim 

Saya mulai kuliah ini dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.


💠Sebagai permulaan, baiklah saya sebut nama kelima kewajiban ibadah atau Rukun Islam. Ibadah itu merupakan kewajiban, dan menurut hukum Islam, menurut syariat, sebutannya ialah "fardu". Namun sebenarnya makna fardu bukanlah wajib'; makna yang lebih tepat ialah bagian atau jatah. Penunaian kewajiban itu bukanlah diperlukan bagi Tuhan, melainkan diperlukan bagi manusia. Jika kita ingin hidup beribadah, hidup secara saleh, maka kita mutlak perlu untuk mematuhi suatu ketertiban, suatu disiplin tertentu. Oleh karena itu, fardu adalah bagian atau jatah untuk manusia, yang dianugerahkan, dikaruniakan oleh Tuhan kepada manusia.


*_🔹Ibadah fardu ada lima jenis._*


Yang pertama ialah pemurnian memurnikan atau menyucikan diri-terutama yang dimurnikan terlebih dahulu ialah ruh atau budi kita, yaitu dengan melafalkan kalimat syahadat, yaitu kesaksian bahwa tiada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Esa, Maha Pencipta, dan Maha Pengatur alam semesta. Pemurnian itu disertai pula dengan memurnikan, menyucikan tubuh kita lima kali sehari, dengan membasuh kelima ujung ujung tubuh kita, yaitu tangan dan lengan sampai batas siku, paras muka kita, dan rambut serta telinga di bagian kepala, lalu kedua kaki sampai batas mata kaki. Membasuhnya harus dilakukan dengan air bersih. Bukan dengan air panas, namun tak perlu juga dengan air terlalu dingin yang mungkin merusak kesehatan; air itu boleh di hangatkan di bawah suhu suam kuku.


🔸Bahkan terlebih dahulu, perlu dibersihkan pula kedua liang pembuangan pada tubuh kita; keduanya harus dicuci sebersih-bersih nya. Memurnikan berarti bahwa semua benda asing yang bisa melekat pada tubuh, seperti lumpur atau cat, atau segala hal yang seperti itu harus dihilangkan, sehingga lenyap sama sekali setiap warna atau bau yang asing pada tubuh kita. 


*_✅Yang kedua_*


 ialah mengerjakan ibadah sembahyang lima kali sehari. Saya akan menjelaskan perincian sembahyang atau shalat itu. Menurut sunnah teladan Nabi Muhammad Saw., waktu yang pertama ialah sebelum fajar, pada dini hari; yang kedua pada saat matahari melintasi garis bujur tempat tinggal kita, yaitu pada tengah hari; ketiga pada saat matahari turun separuh jalan ke arah ufuk; keempat ialah pada saat matahari telah silam, turun dari ufuk; dan yang kelima ialah pada saat malam telah turun sepenuhnya, sudah hilang pantulan cahaya matahari dari ufuk. Oleh karena itu, menurut sunnah, kelima waktu sembahyang berkaitan dengan gerakan matahari di langit di atas kita. Mengingat bahwa peredaran itu ba nyak sekali bisa berubah-ubah sepanjang tahun pada bagian dunia dengan garis lintang yang tinggi, di mana pembagian hari berdasar kan gerakan matahari itu menjadi kurang wajar, maka yang diambil adalah waktu matahari terbit, tengah hari, dan terbenam di Kota Makkah. Kota Makkah terletak sekitar 200 garis Lintang Utara.


✅Pandangan modern, yang hendak saya kemukakan di sini, ialah agar waktu sembahyang lima kali itu disesuaikan dengan jadwal pembagian kegiatan kita sehari-hari yang agaknya tidak banyak berbeda di seluruh dunia. Pembagian kerja kita sehari-hari, mulai bekerja dan berhenti kegiatan sepanjang hari, lebih banyak diatur menurut jam daripada menurut kedudukan atau peredaran mata hari. Oleh karena itu, pandangan modern menganjurkan supaya kelima waktu sembahyang diatur sesuai dengan jadwal kegiatan sehari-hari. Ini berarti bahwa sebelum kita memulai kegiatan sehari hari, kita menyisihkan waktu sejenak untuk tegak seakan-akan ber tatap dengan Tuhan. Kemudian pada tengah hari pada saat hendak beristirahat sejenak, bersantap siang, kita sediakan lagi beberapa saat untuk mengesampingkan segala pikiran dan keresahan sehari hari agar memusatkan pikiran dan jiwa kita kepada Tuhan. Demikian pula selanjutnya pada saat jam kerja kita selesai dan setelah kita menghadapi waktu sore, dan akhirnya sebelum kita akan tidur, selesai segala kegiatan sehari-hari. Setiap kali, kita kesampingkan segala pikiran, suka duka, kecemasan, dan harapan dari kehidupan kese harian, untuk menghadapkan wajah kita dan memusatkan jiwa raga kita kepada Tuhan.


*_🏵️Yang ketiga_*


Ialah berpuasa selama bulan Ramadhan, yaitu bulan kesembilan menurut tahun takwim Islam. Pernah saya jelaskan bahwa mulai tahun kesembilan setelah Hijrah-sembilan tahun setelah di tegakkan masyarakat Islam di Kota Madinah-Nabi telah meng hapuskan penyisipan bulan ketiga belas yang diadakan untuk menye suaikan tahun yang dihitung menurut perhitungan peredaran bulan, dengan peredaran matahari selama setahun. Semenjak itu, tahun takwim Islam setiap tahun maju 11 hari terhadap tahun takwim surya. Dengan demikian, menurut tahun takwim Islam ini setiap hari raya dan hari ibadah (seperti puasa Ramadhan dan ibadah Haji) setiap tahun maju 11 hari, dan berangsur-angsur jatuh pada musim panas, musim semi, musim salju, dan kemudian pulih lagi pada musim gugur, kemudian maju lagi berulang-ulang. Bulan puasa Ramadhan bisa jatuh pada bulan kesembilan pada tahun takwim surya, yang me rupakan saat ekuinoks musim gugur, ketika siang dan malam hari sama panjangnya di daerah tropis. Kemudian, karena setiap tahun maju 11 hari, adakalanya bulan puasa Ramadhan jatuh pada musim semi, musim panas, musim gugur dan musim salju. Untuk daerah khatulistiwa, hal ini tidak terlalu berpengaruh, karena lamanya siang dan malam hari hanya surut atau bertambah lama sekitar setengah jam. Namun bagi negeri-negeri di wilayah yang memiliki empat musim, perbedaannya bisa cukup mencolok, dengan siang selama 18 jam dan malam hanya 6 jam atau sebaliknya siang hanya 6 jam dan malam sampai 18 jam, atau lebih.


✅Maka, kita diwajibkan berpuasa selama bulan Ramadhan, dan diakhiri dengan suatu hari raya penting bagi Dunia Islam, yaitu Hari Raya pada 1 Syawwal, bulan kesepuluh dalam tahun takwim Islam. Hari raya itu dimuliakan oleh kaum Muslim, kira-kira sama meriah nya dengan umat Kristen merayakan hari Natal dan Tahun Baru. Hari raya penutup puasa itu memang bukanlah Tahun Baru. Namun, lazimnya oleh umat Islam dirayakan seperti permulaan suatu masa baru. Di samping itu, terdapat hari raya Islam yang juga meriah, yaitu Hari Raya Haji, hari orang berziarah menunaikan ibadah Haji pada 10 Dzulhijjah, yaitu bulan ke-12 tahun takwim Islam.


*_🔅Yang keempat_*


Ialah kewajiban zakat, yaitu pajak kekayaan, sebanyak 2,5% atas kekayaan di atas suatu batas tertentu. Di samping itu, ada kewajiban membayar fitrah, yang dibayar pada dinihari Hari Raya penutup puasa; jumlah fitrah ialah sebanyak bahan pangan untuk keperluan seseorang dalam sehari untuk setiap anggota keluarga; fitrah wajib dibayar oleh setiap orang yang mampu memberinya pada hari itu. Bayaran ini tidak dipandang sebagai sedekah, pemberian amal, tapi dipandang sebagai pajak penyucian. Maka itu disebut zakat, artinya pemurnian, penyucian. Lalu, ada zakat yang wajib dibayar atas penghasilan yang diperoleh bukan sebagai upah atau imbalan tenaga, yaitu atas hasil-hasil dari perkebunan serta tumbuh-tumbuhan, hasil tambang, dan hasil penambahan hewan ternak. Pertim bangannya ialah bahwa hasil pertanian dan ternak, dan hasil tambang diperoleh dari harta kekayaan melebihi hasil jerih payah. Oleh 

karena itu, zakat dipungut dari hasil bumi pada lahan yang mendapat pengairan alami, yang tidak memerlukan ikhtiar untuk mengairinya, zakatnya berjumlah 10%; untuk hasil bumi dari tanah yang harus diikhtiarkan dengan pengairan buatan, zakatnya ialah 5%, dan atas hasil tambang zakatnya 20%. Inilah mengenai zakat.


✅Kewajiban atau Rukun Islam yang kelima ialah menunaikan ibadah Haji bagi orang yang mampu memikul biayanya dan cukup sehat jasmani, dengan syarat bahwa perjalanan itu sedang aman. Masing masing kewajiban itu disebut rukun atau sendi agama Islam. Boleh pula kita menyebutnya sokoguru atau batu-alas agama Islam.


Selanjutnya, saya mencoba untuk menerangkan soal pokok-pokok iman atau kepercayaan, yaitu yang disebut Rukun (jamak: arkan) Iman. Rukun Iman ada enam: Iman kepada Allah; kepada Malaikat Nya (yang berarti pesuruh, sebagaimana pengertian asalnya; sebenarnya sebutan tunggal ialah malak, jamaknya malaikat. Namun, di Indonesia bentuk jamak itu juga digunakan untuk menyatakan tunggalnya); kemudian beriman kepada Kitab-Kitab, yang mengandung firman Allah dan disampaikan kepada para nabi dan rasul-Nya dengan perantaraan malaikat; 


*_🌻keempat_*


Ialah iman kepada para Rasul, duta Tuhan; yang kelima iman akan Hari Akhir, hari Tuhan men jatuhkan keputusan; dan yang keenam jika diterjemahkan secara harfiah ialah, iman bahwa ukuran baik dan buruk ditentukan oleh Allah.


Empat rukun permulaan memang masuk akal dan jelas. Kita memperoleh pengetahuan tentang Tuhan serta tentang kehendak Tuhan hanya melalui nabi atau rasul-Nya, yang bertindak selaku duta Tuhan; dan nabi memperoleh wahyunya melalui malaikat, lalu firman Allah itu dituangkan ke dalam kitab. Maka, keempat rukun itu memang merupakan suatu mata-rantai yang jelas ada fungsinya dan masing-masing diperlukan, sekalipun yang secara nyata dapat kita ketahui hanyalah tentang nabi dan tentang kitab-Nya.


*_🍀Rukun Iman yang kelima_* 


Ialah iman kepada hari Kiamat, hari diputuskan oleh Allah tentang amal manusia. Berkenaan dengan rukun kelima ini sering dikemukakan orang bahwa dalam membawa pesan Allah, Nabi Muhammad selalu ber sabda seakan-akan hari Kiamat itu sudah dekat sekali di depan mata, sehingga ia dianggap menyangka bahwa Kiamat akan melanda manusia pada masa hidup mereka. Namun, itu bukan cara pandang yang tepat menurut saya. Pesan yang dibawa oleh Nabi ditujukan kepada setiap orang, kepada kita masing-masing. Dan, masing-masing dari kita hanya dapat bersiap-siap berusaha dan berikhtiar menjelang Kiamat itu, hanya semasa hidup kita yang tidak seberapa lama ini. Setelah tiba ajal, habislah segala ikhtiar, habislah usaha dan kegiatan kita, kita tinggal menantikan Kiamat saja.


✅Hari Akhir, hari Kiamat itu, andaipun berjuta tahun jauhnya, tiada berarti lagi bagi kita, juga bagi orang-orang sebelum kita, ataupun mereka yang datang sesudah kita, setelah kita semua menemui ajal. Kita hanya dapat berikhtiar, beramal bersiap-siap menghadapi Kiamat dalam masa hidup kita saja. Oleh karena itu, tiada salahnya jika agama kita menegur kita seolah-olah hari Kiamat  sudah dekat, tidak seberapa jauh lagi. Kenyataan itu harus kita insafi, kita sadari setiap detik selama usia hidup kita. Jika sudah tiba ajal, tidak sekejap pun akan ditambah kesempatan kepada kita untuk bertambah amal, untuk mencari pahala, untuk mengimbangi atau menghapuskan dosa kita, untuk memperbaiki kekeliruan dan kesalahan yang telah kita laku kan. Oleh karena itu, Nabi Muhammad telah memberi peringatan, dan sungguh benar peringatannya bahwa bagi kita masing-masing saat perhitungan itu sudah dekat sekali.


🍁Sekarang kita beralih ke Rukun Iman keenam. Tadi telah saya beri kan terjemahan harfiahnya: ukuran baik dan buruk ditentukan oleh Tuhan sebagaimana ukuran benar dan salah. Dari dogma tentang kodrat, sudah pat kita ketahui bahwa benar dan salah kehidupan kita ditentukan dengan ukuran Tuhan semata. Namun, sesungguhnya dogma itu tidaklah terkandung dalam ungkapan tadi. Suatu pandangan atau penafsiran tentang Rukun Iman keenam itu ialah bahwa Tuhan tiada menciptakan keburukan, tetapi setiap ciptaan Tuhan itu dapat digunakan untuknya dogma itu tidaklah terkandung dalam ungkapan tadi. Suatu pandangan atau penafsiran tentang Rukun Iman keenam itu ialah bahwa Tuhan tiada menciptakan keburukan, tetapi setiap ciptaan Tuhan itu dapat digunakan untuk kebajikan ataupun untuk kejahatan, menurut ukuran dan cara penggunaannya.


✅Anda tahu bahwa udara adalah suatu syarat kehidupan manusia. Udara itu terdiri atas suatu campuran oksigen, karbon dioksida, dan nitrogen. Jika Anda mengatakan, dari campuran itu hanya oksigen lah yang berkhasiat bagi kesehatan, maka Anda pun tidak seluruhnya benar. Sebab, jika udara yang kita hirup hanya terdiri atas oksigen murni, maka segera tamatlah riwayat kita. Tiada sebagian kecil pun dari udara itu yang tiada berfaedah. Campuran dalam bandingan sekarang memang ternyata baik; jika bandingan diubah, akibatnya mungkin buruk.


🍃Demikian pula dengan sifat atau watak manusia semacam takut dan waspada, yang merupakan bagian dari sesuatu yang serupa; jika sifatnya berlebihan, maka ia berubah menjadi sifat pengecut, yang kurang baik, tetapi jika ukurannya tepat, ia merupakan sikap bijak sana. Sebaliknya sifat keberanian, jika berlebihan menjadi kesem bronoan, atau sikap nekat. Ini sekaligus merupakan jawaban atas pertanyaan apakah Tuhan menciptakan keburukan atau kejahatan. Jelaslah bahwa Tuhan tiada menciptakan kejahatan atau keburuk an, tetapi ini tergantung dari cara manusia memanfaatkan ciptaan Tuhan: apakah digunakan untuk kebajikan dan kesalehan, atau se baliknya untuk kebatilan dan kemaksiatan.


🔆Adapun mengenai soal takdir, ini suatu perkara yang harus kita pikirkan dengan akal sehat, dan bukan sebagai soal iman³. Demikian menurut pandangan aliran modern. Maka, inilah yang disebut ke enam sendi kepercayaan atau Rukun Iman: arkân al-îmân.


💢Berkenaan dengan soal Rukun Islam, terdapat dua definisi ten tang makna perkataan Islam. Yang pertama yang dikemukakan oleh Ignaz Goldziher, ialah perasaan ketergantungan dari suatu wujud Mahakuasa yang tiada terbatas, kepada siapa manusia harus me masrahkan diri, tanpa syarat, secara mutlak. Sebaliknya, saya telah berikhtiar untuk menegaskan bahwa Islam bukanlah sedemikian negatif sifat dan wujudnya: Islam merupakan suatu tindak sengaja yang positif, disertai kepercayaan dan harapan. Yaitu, harapan bahwa jika kita berbuat baik dan mematuhi perintah-perintah Allah, kita hidup saleh. Maka Islam ialah ikhtiar untuk berbuat baik dengan mematuhi perintah Allah, dan menganut kehidupan dengan tujuan sedemikian. Tindakan aktif atau positif yang dikerjakan oleh kaum Muslim ini merupakan suatu usaha menghindari, menjauhi kejahatan, cacat, dan sebagainya. Inilah yang merupakan pokok-pokok utama dari Islam. Maka pernyataan tentang ke-Maha-Esa-an Tuhan ialah syahadat, yang maknanya ialah kesaksian.


Sumber : Buku pesan-pesan Islam, rangkaian kuliah musim semi 1953 di Cornell University Amerika Serikat


•┈┈•••○○❁🕊❁○○•••┈┈•


*_Jika dirasa bermanfaat, jangan lupa dibagikan kepada yang lainnya._*


_Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang melakukannya." (HR. Muslim)_

_Nashrun minallahi wa fathun qarib_

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama